Kita bisa saja melihat pada film film yang menceritakan adanya perselingkuhan dan perkelahian antar suami istri. Namun itu tidak dilandasi dengan iman dan takwa. Orang orang yang mengerti baik dengan islam maka akan melakukan sesuatu sesuai anjuran islam.
Lantas bagaimana cara menyikapi jika yang pemarah dan egois itu adalah suaminya? Mari kita dengarkan ayat dibawah ini.
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya.” (QS. Al-Baqarah: 228)
Sebenarnya hak istri itu sama halnya dengan hak suami. Namun dikarenakan kebanyakan suami berpikir bahwa ialah pemimpin kepala rumah tangga ia bebas mengatur sesukanya. Dalam islam pemimpin harus menjadi contoh dan menjadi solusi setiap terjadi masalah.
Jika sifatnya suami pemarah, sebagai istri janganlah tersulut api kemarahan yang akan membuat keadaan semakin memburuk yang berujung pada perceraian. Islam sangat melarang hal itu, bicarakan dengan baik baik dan jika perlu pikirkan solusinya dulu sendirian. Nanti baru bicarakan berdua.
Jika sifatnya suami sebenarnya bukan pemarah, ini lebih bisa dikontrol keadaannya karena jika sifatnya seperti ini maka 1-2 jam itu akan baikan dengan sendirinya. Tapi sebagai istri jangan menunggu untuk suami meminta baikan dulu, cobalah menenangkannya dan pelajari sifatnya. Karena sebagai istri kalian perlu mengetahui hal hal yang disukai oleh suami.
Nah selanjutnya bagaimana jika sifatnya suami egois, rasa ego yang terlalu besar memang cenderung kadang menyakitkan, baik itu untuk istri maupun orang sekitar. Bisa saja si suami menyembunyikan penghasilannya namun ada suatu cerita di masa rasulullah yang menceritakan.
Dari Siti Aisyah istri Nabi, pernah cerita bahwa Hindun istri Abu Sofyan berkata kepada Nabi, sungguh Abu Sofyan adalah orang egois, kikir dan batil. Dia tidak memberiku belanja yang cukup untuk istri dan anak-anaknya. Sehingga aku (istri) mengambil uang suami tanpa izin dia. Lalu Nabi bersabda: Boleh mengambil uang suami, asal yang wajar, demi mencukupi kebutuhan belanja istri dan anak-anaknya.
Jangan mengambil seperti layaknya pencuri dan lebih baik diceritakan kepada suami dengan sikap terbuka dan jika marah, coba ajak dia memahami arti islam yang sebenarnya dengan ayat dan hadist sebagai kepala keluarga.
Keyword: cara menghadapi suami yang pemarah dan egois menurut islam, cara nenyikapi suami yang pemarah, suami yang egois, menghadapi suami egois menurut islam, cara meluluhkan hati suami yang pemarah menurut islam, suami pemarah dalam islam, doa untuk suami pemarah, mengatasi suami yang marah menurut islam.
0 Komentar