Kenapa anxiety bisa kambuh? Dan cara pencegahannya


Anxiety merupakan respon alami tubuh terhadap stres yang ditandai dengan perasaan khawatir, tegang, atau takut. Meskipun setiap orang merasa cemas dari waktu ke waktu, bagi sebagian orang, anxiety tersebut dapat menjadi kronis atau kambuh, yang disebut dengan gangguan kecemasan. Memahami mengapa kecemasan bisa kambuh penting untuk mengelola kondisi ini dengan lebih baik. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap berulangnya kecemasan dan bagaimana kita dapat mengelola dan mengurangi risikonya.

Penyebab kekambuhan kecemasan

1. Stres lingkungan
Stres adalah salah satu penyebab utama kambuhnya anxiety. Situasi stres, seperti masalah di tempat kerja, hubungan yang tidak sehat, atau masalah keuangan, dapat menimbulkan perasaan cemas. Lingkungan atau situasi tidak stabil yang tidak terkendali seringkali menimbulkan perasaan tidak aman yang pada akhirnya meningkatkan kecemasan.

Ketika tubuh mengalami stres yang berulang-ulang, sistem saraf terus aktif, mengaktifkan mekanisme "fight or run". Ini adalah respons tubuh terhadap ancaman yang dirasakan, yang terutama ditujukan untuk melindungi kita. Namun, dalam jangka panjang justru menyebabkan kelelahan emosional dan psikologis sehingga membuat gejala kecemasan semakin parah.

2. Trauma Masa Lalu
Seseorang yang pernah mengalami trauma, baik saat masih anak-anak maupun saat dewasa, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan berulang. Trauma, seperti pelecehan, kecelakaan, atau kejadian yang tiba-tiba dan tidak terduga, dapat meninggalkan bekas di otak dan tubuh. Trauma ini terkadang tersembunyi dan dapat muncul kembali di kemudian hari melalui mimpi buruk, kilas balik, atau situasi yang membangkitkan kenangan akan trauma tersebut.

Gangguan stres pasca trauma (PTSD) adalah contoh klasik anxiety kambuh yang disebabkan oleh trauma. Memang, situasi atau tempat yang tidak berhubungan langsung dengan trauma dapat memicu ingatan tersebut sehingga menyebabkan anxiety muncul kembali tanpa alasan yang jelas.

3. Perubahan kimiawi di otak
Anxiety sering kali dikaitkan dengan ketidakseimbangan neurotransmiter di otak, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin. Neurotransmitter ini berperan dalam mengatur suasana hati, emosi, dan respons tubuh terhadap stres. Ketika terjadi ketidakseimbangan, seperti berkurangnya kadar serotonin, otak menjadi lebih sensitif terhadap gejala kecemasan.

Anxiety yang kambuh mungkin disebabkan oleh perubahan kimia ini, terutama ketika seseorang terkena stres berkepanjangan atau tidak mendapat pengobatan yang tepat. Dalam kasus seperti itu, obat-obatan seperti antidepresan atau obat anticemas dapat membantu memulihkan keseimbangan kimiawi otak.

4. Kurangnya pemrosesan yang konsisten
Anxiety juga dapat terjadi karena pemrosesan yang tidak konsisten atau tidak teratur. Banyak orang merasa lebih baik setelah menjalani terapi atau pengobatan, namun kemudian berhenti karena merasa lebih baik. Faktanya, gangguan kecemasan memerlukan pengobatan berkelanjutan. Menghentikan pengobatan terlalu cepat dapat menyebabkan gejala kecemasan kembali.

Selain itu, kecemasan yang tidak ditangani secara holistik dan hanya mengandalkan satu metode pengobatan saja dapat menyebabkan kecemasan kambuh. Misalnya, seseorang mungkin hanya mengandalkan pengobatan tanpa melakukan terapi perilaku kognitif (CBT) atau latihan relaksasi, padahal pengobatan komprehensif seringkali lebih efektif dalam jangka panjang.

5. Kebiasaan hidup tidak sehat
Gaya hidup juga mempengaruhi kemungkinan kambuhnya anxiety. Kurang tidur, pola makan yang buruk, atau konsumsi zat seperti alkohol dan kafein dapat memperburuk gejala kecemasan. Tidur yang cukup penting untuk mengatur emosi dan menjaga keseimbangan hormonal tubuh. Ketika seseorang kurang tidur, tubuhnya menjadi lebih sensitif terhadap stres yang akhirnya menimbulkan rasa cemas.

Selain itu, alkohol dan kafein merupakan stimulan yang dapat meningkatkan detak jantung dan perasaan tegang, sehingga memperburuk gejala kecemasan. Banyak orang mungkin menganggap alkohol sebagai pereda stres, namun efeknya hanya bersifat sementara dan bahkan dapat memperburuk anxiety dalam jangka panjang.

6. Pola berpikir negatif dan cemas
Berpikir negatif kronis adalah salah satu faktor paling umum yang menyebabkan kecemasan berulang. Orang dengan gangguan kecemasan sering kali terjebak dalam lingkaran setan kekhawatiran akan masa depan, potensi bencana, atau ketakutan yang tidak rasional. Pemikiran seperti ini bisa menjadi otomatis dan sulit dihentikan.

Selain itu, anxiety seringkali diperparah dengan pola pikir “semua atau tidak sama sekali”, di mana seseorang hanya melihat situasi secara hitam putih tanpa melihat perbedaan di antara keduanya. Pemikiran ini memperburuk perasaan tidak berdaya, yang akhirnya menyebabkan anxiety kambuh. 

7. Pengaruh genetik
Gangguan kecemasan mempunyai komponen genetik, artinya jika ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kecemasan maka risiko terkena penyakit tersebut lebih tinggi. Gen tertentu dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap perubahan kimiawi di otak, terlalu reaktif terhadap stres, atau rentan berpikir cemas.

Namun, genetika bukanlah satu-satunya faktor. Faktor lingkungan dan pengalaman hidup juga berperan dalam bagaimana anxiety berkembang. Artinya, meskipun seseorang secara genetik cenderung mengalami kecemasan, manajemen stres yang baik dapat mengurangi risiko berulangnya kecemasan.

Cara Mengatasi anxiety kambuh

Mengatasi anxiety yang kambuh membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan individual. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan kecemasan agar tidak terulang kembali atau setidaknya meminimalisir dampaknya:

1. Identifikasi pemicunya
Langkah pertama untuk mengatasi anxiety adalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kekambuhan. Apakah itu stres di tempat kerja, hubungan yang sulit, atau kondisi mental yang negatif? Dengan memahami pemicunya, seseorang dapat lebih mudah mengelola atau menghindari situasi pemicu anxiety.

2. Dapatkan Terapi
Terapi, khususnya terapi perilaku kognitif (CBT), adalah salah satu metode paling efektif untuk mengelola kecemasan. CBT membantu seseorang mengenali pola pikir yang tidak sehat dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih realistis. Terapi ini juga mengajarkan keterampilan manajemen stres, yang bisa sangat membantu mencegah terulangnya anxiety.

3. Manajemen Stres
Pengelolaan stres sangat penting untuk mencegah anxiety kambuh. Teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dalam, dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi respons “lawan atau lari”. Olahraga juga sangat efektif mengurangi stres karena dapat meningkatkan produksi hormon endorfin, hormon yang membuat kita merasa lebih bahagia dan rileks.

4. Konsistensi Pengobatan
Bagi orang yang sudah mengonsumsi obat untuk mengatasi anxiety, sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter Anda dan tidak menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi. Akhir

       Kambuhnya anxiety adalah hasil dari berbagai faktor, mulai dari stres lingkungan hingga perubahan kimia di otak, trauma masa lalu, dan kebiasaan hidup yang tidak sehat. Pemahaman tentang apa yang memicu kecemasan dan bagaimana mengelolanya adalah kunci untuk mencegah kambuhnya gangguan ini. Melalui terapi yang tepat, manajemen stres, dan gaya hidup sehat, seseorang dapat mengurangi kemungkinan kecemasan muncul kembali dan menjalani hidup yang lebih tenang serta produktif.

Posting Komentar

0 Komentar