Menjaga Kesehatan Mental ditengah Pandemi

Jaga Kesehatan Mental saat Pandemi. Pandemi COVID-19 yang menerjang seluruh dunia telah melahirkan kecemasan dan tingkat stres yang meningkat. Pandemi ini bukan hanya “meruntuhkan” ketahanan sebuah negara, tapi juga mengoyak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

Banyak bisnis rontok sehingga ada banyak orang kehilangan pekerjaan secara mendadak, pemotongan upah dan jam kerja, hingga kesulitan mencari pekerjaan bagi angkatan kerja baru.

Pendidikan juga lebih banyak dilakukan secara daring sehingga orang tua lebih banyak terlibat proses pembelajaran anak-anaknya. Banyak orang pun kehilangan anggota keluarga karena terinfeksi virus corona.

Keadaan ini merupakan keadaan yang lebih dari cukup untuk menyebabkan masalah kesehatan mental bagi kita.

Kesehatan mental sendiri tidak seperti dua sisi koin yang secara jelas menunjukkan kita sehat atau tidak, melainkan sebuah garis spektrum, di mana keadaan mental kita bisa senantiasa berubah-ubah sepanjang garis tersebut — dengan berbagai faktor penentu dari genetik hingga lingkungan.

Kata kuncinya ada pada kemampuan kita mengendalikan keadaan yang mampu kita kendalikan.

Jika kita merasa stres dengan pekerjaan, saatnya melakukan aktivitas rekreasi yang bisa mengurangi beban tersebut seperti mengambil cuti dan lebih banyak berolahraga. Namun, apabila meringankan penyebab stres belum berhasil, ada baiknya kita mencoba mendapatkan pertolongan profesional dari psikolog dan psikiater.

Dikutip dari covid19.go.id setidaknya ada 7 kiat menjaga mental ditengah pandemi. 

1. Olahraga teratur

Dengan melakukan olahraga teratur akan memberikan dampak yang baik bagi tubuh dan pikiran.

2. Memiliki orang yang dapat dipercaya

Tujuannya untuk bercerita atau mengeluarkan keluh kesah. Jika tidak memiliki orang yang dianggap dapat dipercaya untuk mencurahkan isi hati dapat menggunakan bantuan profesional seperti psikolog.

3. Bersyukur

Harus disadari mau tidak mau, saat ini kita memang dalam kondisi pandemi COVID-19. Jangan mengeluh, namun tetaplah bersyukur karena kita masih diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan.

“Semakin banyak mengeluh maka akan semakin depresi,” kata Iman.

4. Komunikasi yang baik

Bagi yang telah berumah tangga, komunikasi adalah kunci untuk keberlangsungan pernikahan. Baik suami maupun istri harus saling terbuka menyampaikan keinginannya.

Menurut Iman, dengan adanya sistem kerja Work From Home (WFH), maka 24 jam penuh kegiatan dilakukan di rumah sehingga kemungkinan ribut lebih banyak karena komunikasi yang tidak sesuai.

“Misal si suami maunya dilayani, sedangkan istri maunya dipuji, mau suaminya bangun pagi. Tapi kalau hal ini tidak saling dikomunikasikan sama-sama tidak tahu, maka jadi sering bertengkar,” ucapnya. 

Oleh sebab itu, komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi keharmonisan rumah tangga, termasuk juga dengan anggota keluarga yang lain seperti anak.

“Anak juga diajak diskusi maunya apa. Diajak ngobrol sehingga semua dapat berjalan dengan baik,” imbuh Iman.

5. Meluangkan waktu istirahat

Dengan adanya sistem kerja WFH tidak dapat dipungkiri jam kerja menjadi tidak teratur. Banyak yang harus bekerja hingga malam.

Iman mengatakan harus dibuat jadwal yang tepat agar waktu istirahat teratur dan tetap dapat melakukan kegiatan lainnya bersama keluarga. 

“Buat jadwal, misal bangun pagi olahraga lalu masak dan sarapan bersama istri. Lalu kerja hingga sore. Setelah itu, malam main sama anak, kemudian tidur yang cukup,” kata Iman,

6. Pola makan yang baik

Selain lima kiat di atas, untuk menjaga imun agar tetap sehat di masa pandemi juga harus memperhatikan pola makan yang baik dan benar. Konsumsi buah dan sayur serta hindari makanan cepat saji.

7. Vitamin

Terakhir, Iman mengatakan bisa melengkapi asupan dan gizi dengan mengonsumsi vitamin sesuai kebutuhan masing-masing individu. 

Keyword: Cara jaga kesehatan mental saat pandemi, kesehatan mental pandemi penting, pandemi bikin mental jatuh, jaga mental saat covid menyerang. 

Posting Komentar

0 Komentar