Penyakit yang menyerang sapi saat musim hujan. Musim hujan kerap kali menjadi masalah untuk setiap peternak baik itu peternak ayam hingga peternak sapi. Tak jarang juga berbagai penyakit timbul disejumlah ternakan terutama bagi sapi. Bisa dibilang harga sapi saat ini sangat mahal.
(BACA JUGA: Budidaya burung ciblek penghasil jutaan rupiah)
Para peternak pastinya tidak ingin sapi sapi mereka sakit atau yang lebih buruk sampai mati. Karena proses perawatan sapi yang sulit dimusim hujan maka berikut ada beberapa macam penyakit sapi yang biasa timbul saat musim hujan cara juga cara mengatasinya.
1. Sapi Lamenes / Pincang
Sapi yang dipelihara dalam sistem kandang lepas atau kandang koloni sangat rentan terkena lamenes atau pincang saat musim hujan karena kandang yang becek dan licin, akan membuat sapi mudah terpeleset atau jatuh dan akhirnya bisa menyebabkan pincang. Kondisi ini akan semakin parah jika kebersihan kandang tidak dirawat dengan baik. Solusi untuk mencegah lamenes atau pincang pada sapi saat hujan adalah dengan memastikan kebersihan kandang terjaga dan rutinitas pembersihan kandang bisa dimaksimalkan.
Lantai kandang yang rusak atau sudah terlalu
"halus" harus secepatnya diperbaiki agar kasus lamenes tidak
meningkat saat musim hujan. Selain itu perhatikan juga kandang tempat berteduh
sapi, pastikan atapnya tidak bocor. Karena jika bocor tentu saja akan menambah
lantainya becek dan licin.
2. Sapi Demam
Saat musim hujan, waspadai juga timbulnya demam pada sapi akibat perubahan
cuaca menjadi rendah. Saat cuaca bersuhu rendah jika kondisi sapi lemah karena
kekurangan zat-zat gizi tertentu pada makanannya akan mudah terserang demam.
Cara mengatasinya bisa dengan menambahkan beberapa macam vitamin untuk ternak
(seperti vitamin B kompleks) agar daya tahan tubuh ternak meningkat.
3. Sapi Kembung dan Diare
Musim hujan juga bisa mengakibatkan kondisi hijauan pakan ternak yang selalu basah akibat terkena air hujan. Hijauan yang cenderung basah apalagi jika kondisi hijauan masih muda, sangat mudah mengakibatkan kembung pada ternak sapi. Disamping kembung atau bloat, ternak juga bisa mengalami diare. Cara mengatasinya adalah dengan membiarkan sementara hijauan yang masih basah dengan jalan diangin-anginkan sampai agak kering dan agak layu baru diberikan pada ternak.
4. Cacingan
Cacingan juga perlu diwaspadai pada musim hujan karena cacingan meskipun
tidak berbahaya atau tidak mematikan, tetapi jika tidak ditangani secara benar
akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bahkan pada kondisi yang parah
juga akan bisa mengakibatkan kematian pada ternak. Cara mengatasi cacingan
adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan jangan memberikan pakan hijauan
pada ternak yang diambil atau dipanen atau di "arit" pada pagi hari.
Usahakan untuk memanen pakan hijauan pada saat matahari sudah terbit agak
tinggi.
5. Serangan Lalat
Musim hujan juga identik dengan banyaknya lalat di kandang, waspadai penyakit sapi yang biasa disebarkan oleh lalat. Lalat juga bisa mengakibatkan infeksi parah pada sapi yang sedang terluka karena lalat akan bertelur pada luka tersebut sehingga bisa menyebabkan borok. Cara mengatasi lalat adalah dengan menggunakan obat-obatan anti lalat dan juga menjaga kebersihan kandang saat musim penghujan.
(BACA JUGA: Tips memelihara kambing yang jarang orang ketahui)
Sanitasi dan kebersihan kandang merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi lalat. Penggunaan insektisida
juga merupakan cara digunakan untuk membunuh lalat dengan cara menyemprot
kandang dengan Lindane 0,03-0,05 %, Toxaphene 0,5%, Metoxychlor 0,05 %,
Coumaphos 0,125 %, Dioxanthion 0,15 %, Malation 0,5 %, atau Ronnel 0,75 %.
Pemberian dichlorvos dalam minyak mineral diberikan setiap hari juga mampu
mengusir lalat untuk hinggap dipermukaan tubuh hewan. Selain dichlorvos bisa
juga digunakan coumophos, malathion atau tetrachlorvinphos yang diberikan 2
sampai3 kali seminggu dalam sediaan tabur. Aplikasi insektisida dapat dilakukan
dengan cara Dipping (populasi ternak banyak), spraying, Back Rubber, Dust bag,
Pour on, lewat makanan dan menggunakan keping resin (seperti kalung). Metode
pengendalian biologi dengan menggunakan parasit penyengat yang sudah
dikembangkan sebagai kompetitor biologis untuk Musca domestica. Ada cara lain
selain cara diatas, yaitu dengan menyemprotkan cairan disinfektan pada daerah
yang luka akibat dihinggapi lalat. Cairan disinfektan ini akan membuat lalat
tidak mau hinggap, sehingga penyebarannya bisa dicegah seminimal mungkin.