Bawang Merah Atau Brambang (Allium Ascalonicum L.) Adalah Nama Tanaman Dari Familia Alliaceae Dan Nama Dari Umbi Yang Dihasilkan. Umbi Dari Tanaman Bawang Merah Merupakan Bahan Utama Untuk Bumbu Dasar Masakan Indonesia. Bawang Merah Merupakan Bagian Penting Dari Bumbu Masakan, Baik Untuk Masakan Rumah Tangga, Restoran Maupun Industri Makanan, Di Samping Itu Bawang Merah Juga Bisa Di Manfaatkan Sebagai Obat Herbal. Bawang Merah Memiliki Nama Lokal Di Antaranya: Bawang Abang Mirah (Aceh), Bawang Abang (Palembang), Dasun Merah (Minangkabau), Bawang Suluh (Lampung), Bawang Beureum (Sunda), Brambang Abang (Jawa), Bhabang Merah (Madura), Dan Masih Banyak Lagi Yang Lainnya, Masing-Masing Daerah Memiliki Sebutan Tersendiri.
Bawang Merah Adalah Tanaman Semusim Dan Memiliki Umbi Yang Berlapis. Tanaman Mempunyai Akar Serabut, Dengan Daun Berbentuk Silinder Berongga. Umbi Terbentuk Dari Pangkal Daun Yang Bersatu Dan Membentuk Batang Yang Berubah Bentuk Dan Fungsi, Membesar Dan Membentuk Umbi Berlapis. Umbi Bawang Merah Terbentuk Dari Lapisan-Lapisan Daun Yang Membesar Dan Bersatu. Umbi Bawang Merah Bukan Merupakan Umbi Sejati Seperti Kentang Atau Talas.
Bawang Goreng Adalah Bawang Merah Yang Diiris Tipis Dan Digoreng Dengan Minyak Goreng Yang Banyak. Pada Umumnya, Masakan Indonesia Berupa Soto Dan Sup Menggunakan Bawang Goreng Sebagai Penyedap Sewaktu Dihidangka.Bawang Goreng Merupakan Bumbu Yang Paling Sering Di Gunakan Orang Indonesia Untuk Membuat Masakan.
Umbi Bawang Merah Dan Bawang Bombay Dikenal Dapat Menginduksi Keluarnya Air Mata Apabila Diiris. Hal Ini Disebabkan Reaksi Berantai Yang Terjadi Dalam Sel-Sel Umbinya. Apabila Umbi Lapis Diiris, Sel-Selnya Akan Pecah Dan Melepaskan Berbagai Senyawa Yang Terkandung Di Dalamnya. Dua Senyawa Yang Terlepas Di Antaranya Adalah Enzim Allinase And Asam Amino. Allinase Yang Bertemu Dengan Asam Amino Yang Mengandung Belerang (Sulfoksida, Yaitu Sistein Dan Metionin) Akan Melepaskan Asam Sulfenat (R-Soh). Asam Sulfenat Bersifat Tidak Stabil Dan Segera Berubah Menjadi Tiosulfinat [R-S(O)-S-R']. Tiosulfinatlah Yang Bertanggung Jawab Atas Aroma Khas Bawang. Selain Menjadi Tiosulfinat, Asam Sulfenat Yang Bertemu Dengan Enzim Lain, Lf-Sintase (Lf Singkatan Dari Lacrymatory Factor: "Faktor Air Mata"), Akan Diubah Menjadi Syn-Propanethial-S-Oxide Yang Berwujud Gas. Apabila Gas Ini Mengenai Kornea Mata, Signal Dikirim Sebagai Gangguan Pada Mata Dan Mata Akan Berkedip-Kedip Serta Mengeluarkan Air Mata Untuk "Mengusir" Pengganggu Ini.
Syarat Tumbuh
Bawang Merah Menyukai Daerah Yang Beriklim Kering Dengan Suhu Agak Panas Dan Mendapat Sinar Matahari Lebih Dari 12 Jam. Bawang Merah Dapat Tumbuh Baik Didataran Rendah Maupun Dataran Tinggi (0-900 Mdpl) Dengan Curah Hujan 300 - 2500 Mm/Th Dan Suhunya 25 Derajat Celcius - 32 Derajat Celcius. Jenis Tanah Yang Baik Untuk Budidaya Bawang Merah Adalah Regosol, Grumosol, Latosol, Dan Aluvial, Dengan Ph 5.57.
Benih
Penggunaan Benih Bermutu Merupakan Syarat Mutlak Dalam Budidaya Bawang Merah. Varietas Bawang Merah Yang Dapat Digunakan Adalah Bima, Brebes, Ampenan, Medan, Keling, Maja Cipanas, Sumenep, Kuning, Timor, Lampung, Banteng Dan Varietas Lokal Lainnya. Tanaman Biasanya Dipanen Cukup Tua Antara 60 -80 Hari, Telah Diseleksi Dilapangan Dan Ditempat Penyimpanan. Umbi Yang Digunakan Untuk Benih Adalah Berukuran Sedang, Berdiameter 1,5 - 2 Cm Dengan Bentuk Simetris Dan Telah Disimpan 2-4 Bulan, Warna Umbi Untuk Lebih Mengkilap, Bebas Dari Organisme Penganggu Tanaman.
Penyiapan Lahan
Pengolahan Tanah Dilakukan Pada Saat Tidak Hujan 2 - 4 Minggu Sebelum Tanam, Untuk Menggemburkan Tanah Dan Memberik Sirkulasi Udara Dalam Tanah. Tanah Dicangkul Sedalam 40 Cm. Budidaya Dilakukan Pada Bedengan Yang Telah Disiapkan Dengan Lebar 100-200 Cm, Dan Panjang Sesuai Kebutuhan. Jarak Antara Bedengan 20-40 Cm.
Penanaman
Penanaman Dilakukan Pada Akhir Musim Hujan, Dengan Jarak Tanam 10-20 Cm X 20 Cm. Cara Penanamannya; Kulit Pembalut Umbi Dikupas Terlebih Dahulu Dan Dipisahkan Siung-Siungnya. Untuk Mempercepat Keluarnya Tunas, Sebelum Ditanam Bibit Tersebut Dipotong Ujungnya Hingga 1/3 Bagian. Bibit Ditanam Berdiri Diatas Bedengan Sampai Permukaan Irisan Tertutup Oleh Lapisan Tanah Yang Tipis.
Pemeliharaan
- Penyiraman Dapat Menggunakan Gembor Atau Sprinkler, Atau Dengan Cara Menggenangi Air Disekitar Bedengan Yang Disebut Sistem Leb. Pengairan Dilakukan Secara Teratur Sesuai Dengan Keperluan Tanaman, Terutama Jika Tidak Ada Hujan.
- Pemupukan : Pupuk Yang Diberikan Adalah Pupuk Kandang, Dengan Dosis 10 Ton/Ha, Pupuk Buatan Dengan Dosis Urea 100 Kg/Ha, ZA 200 Kg/Ha, TSP/SP-36 250 Kg/Ha. KCI 150 Kg/Ha (Sesuai Dengan Kesuburan Tanah).
- Penyulaman, Dilakukan Apabila Dilapangan Dijumpai Tanaman Yang Mati. Biasanya Dilakukan Paling Lambat 2 Minggu Setelah Tanam.
- Pembumbunan Dan Penyiangan, Dilakukan Bersamaan Pada Saat Tanaman Berumur 21 Hari.
- Pengendalian OPT Dilakukan Tergantung Pada Serangan Hama Dan Penyakit. Hama Yang Menyerah Tanaman Bawang Merah Adalah Ulat Tanah, Ulat Daun, Ulat Grayak, Kutu Daun Dan Nematoda Akar.
- Sanitasi Dan Pembuangan Gulma
- Pengumpulan Larva Dan Memusnahkan
- Pengolahan Lahan Untuk Membongkar Persembunyian Ulat
- Penggunaan Insektisida
- Rotasi Tanaman
- Sanitasi Dan Pembakaran Sisa Tanaman Yang Sakit
- Penggunaan Benih Yang Sehat.
- Penggunaan Fungisida Yang Efekti
- Panen Dilakukan Bila Umbi Sudah Cukup Umur Sekitar 60 HST, Ditandai Daun Mulai Menguning, Caranya Mencabut Seluruh Tanaman Dengan Hati-Hati Supaya Tidak Ada Umbi Yang Tertinggal Atau Lecet. Untuk 1 (Satu) Hektar Pertanaman Bawang Merah Yang Diusahakan Secara Baik Dapat Dihasilkan 10-15 Ton. Pengeringan Umbi Dilakukan Dengan Cara Dihamparkan Merata Diatas Tikar Atau
- Digantung Diatas Para-Para. Dalam Keadaan Cukup Panas Biasanya Memakan Waktu 4-7 Hari. Bawang Merah Yang Sudah Agak Kering Diikat Dalam Bentuk Ikatan.Proses Pengeringan Dihentikan Apabila Umbi Telah Mengkilap, Lebih Merah, Leher Umbi Tampak Keras Dan Bila Terkena Sentuhan Terdengar Gemerisik.
- Sortasi Dilakukan Setalh Proses Pengeringan.
- Ikatan Bawang Merah Dapat Disimpan Dalam Rak Penyimpanan Atau Digantung Dengan Kadar Air 80 (Persen) - 85 (Persen), Ruang Penyimpnan Harus Bersih, Aerasi Cukup Baik, Dan Harus Khusus Tidak Dicampur Dengan Komoditas Lain.
Bawang Merah Atau Brambang (Allium Ascalonicum L.) Adalah Nama Tanaman Dari Familia Alliaceae Dan Nama Dari Umbi Yang Dihasilkan. Umbi Dari Tanaman Bawang Merah Merupakan Bahan Utama Untuk Bumbu Dasar Masakan Indonesia. Bawang Merah Menyukai Daerah Yang Beriklim Kering Dengan Suhu Agak Panas Dan Mendapat Sinar Matahari Lebih Dari 12 Jam. Bawang Merah Dapat Tumbuh Baik Didataran Rendah Maupun Dataran Tinggi (0-900 Mdpl) Dengan Curah Hujan 300 - 2500 Mm/Th Dan Suhunya 25 Derajat Celcius - 32 Derajat Celcius. Jenis Tanah Yang Baik Untuk Budidaya Bawang Merah Adalah Regosol, Grumosol, Latosol, Dan Aluvial, Dengan Ph 5.5 - 7.
Untuk Budidaya Bawang Merah, Pengolahan Tanah Dilakukan Pada Saat Tidak Hujan 2-4 Minggu Sebelum Tanam, Untuk Menggemburkan Tanah Dan Memberik Sirkulasi Udara Dalam Tanah. Tanah Dicangkul Sedalam 40 Cm. Budidaya Dilakukan Pada Bedengan Yang Telah Disiapkan Dengan Lebar 100-200 Cm, Dan Panjang Sesuai Kebutuhan. Jarak Antara Bedengan 20-40 Cm. Penanaman Dilakukan Pada Akhir Musim Hujan, Dengan Jarak Tanam 10-20 Cm X 20 Cm. Cara Penanamannya; Kulit Pembalut Umbi Dikupas Terlebih Dahulu Dan Dipisahkan Siung-Siungnya. Untuk Mempercepat Keluarnya Tunas, Sebelum Ditanam Bibit Tersebut Dipotong Ujungnya Hingga 1/3 Bagian. Bibit Ditanam Berdiri Diatas Bedengan Sampai Permukaan Irisan Tertutup Oleh Lapisan Tanah Yang Tipis. Pemeliharaan Dilakukan Dengan Penyiraman Dengan Menggunakan Gembor Atau Sprinkler, Atau Dengan Cara Menggenangi Air Disekitar Bedengan Yang Disebut Sistem Leb. Pengairan Dilakukan Secara Teratur Sesuai Dengan Keperluan Tanaman, Terutama Jika Tidak Ada Hujan.